Pangkostrad: Preman Tidak Boleh Ada Di Kampus

Foto: Agung Saputra

Perguruan Tinggi jangan pernah bergeming dengan preman. Preman adalah lambang kebodohan dan membuat masyarakat sakit. Untuk itu mereka tidak boleh ada di kampus.

"Saya minta Pak Rektor jangan pernah bergeming kepada preman," kata Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi saat memberikan kuliah umum tentang Bela Negara di hadapan 4.900 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) tahun 2016 di Kampus Jalan Kapt. Mukhtar Basri , Sabtu (3/9).

"Saya bertanggung jawab terhadap omongan saya ini, silakan datang kalau ada pihak yang tidak terima dengan omongan saya," tegasnya yang disambut tepuk tangan dari para mahasiswa baru dan sivitas akademika UMSU serta pimpinan Ortom Muhammadiyah yang hadir.

Turut hadir dalam acara ini selain rektor juga para Wakil Rektor Dr Muhammad Arifin, Akrim, M.Pdi, Rudianto, M.Si, para sivitas akademika, Ketua BPH UMSU Firdaus Naly, pimpinan Ortom Muhammadiyah termasuk Pimpinan Komisariat IMM se UMSU serta Dandim 0201/BS Kolonel Inf M. Ridwan.

Lebih lanjut Pangkostrad mengatakan, aksi preman sudah meresahkan masyarakat dan sasarannya banyak para intelektual muda yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Preman telah membuat masyarakat (korban) sakit dan bahkan korbannya ada yang meninggal dunia. Tindakan mereka tidak dapat ditolerir dan harus ditumpas habis terutama di kampus-kampus terutama di Kota Medan. Jika mereka hidup subur, berapa banyak intelektual muda kita yang terancam dalam menuntut ilmu yang efeknya merusak dunia pendidikan kita.

Foto: Azib

Di hadapan mahasiswa baru, Pangkostrad menegaskan keberadaan preman telah merugikan bangsa ini. Dia menyinggung bahwa saat ini banyak preman berdasi, itu pun harus diwaspadai agar tidak hidup di kampus. Preman telah ada di semua lini baik di pemerintahan maupun di legislatif. Mereka ada yang bertitel doktor, padahal menurut Pangkostrad doktor diraih dengan rasa tanggung jawab keilmuan untuk kemaslahatan manusia yang sudah disumpah di depan Allah swt.

Pangkostrad memotivasi mahasiswa baru untuk terus bekerja keras menuntut ilmu karena akan banyak rintangan yang dihadapi tetapi jangan pernah menyerah. "Jangan pernah menyerah adalah salah satu yang diperlukan dalam Bela Negara," katanya.

Sementara Rektor UMSU Dr Agussani, MAP memberikan apresiasi kepada Pangkostrad karena ikut mengambil andil dalam rangka memberikan proses pendidikan awal bagi mahasiswa baru UMSU. Kuliah umum ini sejalan dengan kebijakan Menteristek Dikti setiap mahasiswa baru harus mendapatkan wawasan Bela Negara. Maka untuk itu, tahun ini, sesuai dengan kebijakan sivitas akademika UMSU, Pangkostrad merupakan sosok yang pantas untuk menyampaikan kuliah umum ini. "UMSU mengucapkan terimakasih kepada Pangkostrad terus aktif dalam rangka memberi motivasi kepada UMSU terutama pada upaya pengembangan kampus menuju kampus terpadu," katanya.

Rektor Dr Agussani, MAP menegaskan UMSU sebagai amal usaha Muhammadiyah berperan penting dalam mendidik anak bangsa, dan ini tidak terlepas dari Bela Negara. UMSU berperan dalam mendorong bela negara dengan mencantumkan mata kuliah kewarganegaraan yang wajib diikuti mahasiwa.***

 

You are here: Home Berita Pangkostrad: Preman Tidak Boleh Ada Di Kampus